GANGGUAN PENGENDALIAN DIRI
Kita mungkin pernah mengalami pengalaman dimana kamu merasa tidak mampu untuk mengontrol impuls untuk melakukan sesuatu setelah itu kamu menyesalinya, misalnya berkelahi dengan orang lain, dll. Pengalaman seperti itu secara umum membuat sebagian orang merasa berbeda, menariknya perilaku ini dilakukan secara berulang dan dengan terpaksa, dan mereka merasa tersiksa oleh ketidak-mampuan mereka untuk mengendalikan diri mereka. Makalah ini akan mendiskusikan tentang gangguan yang dikarakteristikkan dengan ketidakmampuan menolak dorongan untuk berperilaku yang dapat membahayakan dan tidak dapat diterima.
Gangguan Pengendalian Impuls
Gangguan pengendalian diri meliputi ketidakmampuan dalam mengelola suatu impuls, yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan. Orang-orang dengan gangguan pengendalian impuls pada beberapa impuls tertentu dapat menimbulkan perilaku berbahaya dan mereka tidak dapat menolak perilaku tersebut. Perilaku yang menuruti kata hati ( impulsif ) tidak selalu berbahaya, kenyataannya kita semua pernah mengalami perilaku tersebut, namun dalam beberapa kondisi tertentu dapat menimbulkan suatu resiko. Misalnya seorang perempuan muda membeli sebuah sweater yang sangat mahal kemudian dia menyesalinya. Pada kondisi yang mengancam misalnya seorang perempuam muda mengajak seorang lelaki yang baru dikenalnya untuk menginap dirumah, hal ini dapat mengakibatkan seks bebas. Orang-orang dengan gangguan pengendalian impuls berpotensi bahaya, perasaan tidak mampu menghentikan perilaku tersebut, dan mengeksperesikan suatu perasaan putus asa bila perilaku tersebut dihalangi.
Gangguan pengendalian impuls mempunyai 3 ciri :
- Tidak mampu menghentikan tindakan yang dapat membahayakan diri merka dan orang lain. Mereka berjuang untuk melawan keinginan untuk melakukan tindakan tersebut. Tindakan itu dapat direncanakan atau tidak direncanakan
- Sebelum mereka melakukan tindakan tersebut, mereka mersa tertekan, tegang dan cemas dan hanya dapat dikurangi dengan mengikuti keinginan mereka. Mereka mengalami suatu perasaan yang menggetarkan sama seperti kegembiraan seksual.
- setelah mereka melakukan tindakan tersebut, mereka merasa nyaman atau puas seperti melepaskan ketegangan seksual.
Individu dengan gangguan pengendalian impuls biasanya tidak ada masalah ketika mereka memutuskan untuk melakukan perilaku tersebut. Konflik dan penyesalan yang dalam terjadi apabila periku tersebut telah dilakukan
Kleptomania
Kleptomania menggambarkan seseorang yang menggambil suatu benda dari rumah/tempat orang lain. Kleptomania bukan disebabkan oleh kekurangan ekonomi tetapi karena mereka dikendalikan oleh keinginanan/dorongan yang kuat untuk mencuri.
Karakteristik
Kekacauan pengendalian impuls ini membuat seseorang memutuskan untuk mencuri bukan untuk memiliki. Motivasi mereka melakukan adalah untuk mengurangi ketegangan. Tindakan mencuri memberikan kebebasan terhadap getaran jiwa pada penderita Kleptomania, sungguhpun demikian individu menganggap tindakan mencuri adalah suatu tindakan yang tidak nyaman, tidak dikehendaki, menganggu dan bodoh. Penderita Kleptomania hanya mencuri benda-benda tertentu yang lebih sering adalah objek seperti makanan, pakaian, mainan, pena dan kertas, kosmetik perhiasan dan uang. Kenyataannya kebanyakan penderita Kleptomania bingung tentang apa yang harus mereka lakukan terhadap benda-benda yang mereka peroleh. Kadang-kadang mereka menyimpannya sampai beberapa tahun, memberikannya kepada orang lain atau membuang ke tempat sampah. Ketidaktertarikan atau tidak membutuhkan terhadap benda-benda yang dicuri, membedakan Kleptomania dari pencuri yang sebenarnya atau pengutil.
Teori dan terapi
Meskipun kleptomania merupakan suatu gangguan psikologi yg menarik tetapi sedikit sekali mendapat perhatian dari para penelit,i barangkali karena sedikit kasus yang dirujuk kepada psikolog forensik. Clinicians biasanya didatangi oleh penderita Kleptomania ketika mereka memerlukan terapi terhadap masalah psikologi yang lain seperti cemas, gangguan makan atau gangguan mood ( Bradford & Balmaceda, 1983 ; McElroy et al 1991 ). Beberapa penelitian berspekulasi bahwa defisiensi Serotonin kemungkinan mengakibatkan Kleptomania, ide ini didukung bahwa pemberian obat Fluoxetine (Prozac) yang dapat meningkatkan Serotonin dalam sistem syaraf ternyata dapat mengurangi perilaku Kleptomania ( McElroy et al, 1991 ). Disamping itu, terapi perilaku juga digunakan untuk membantu mereka mengontrol keinginan untuk mencuri.