TEORI PSIKOLOGI
- I. Teori Psikoseksual oleh Sigmund Freud
Perkembangan psikoseksual menekankan pada perkembangan seksual. Prinsipnya adalah pada tubuh manusai terdapat bagian-bagian tertentu, yang apabila mendapat rangsangan akan memberikan kenikmatan dan daerah dari bagian tubuh yang mendapat kenikmatan tersebut berpindah-pindah. Misalnya mulut sebagai pusat kenikmatan maka perkembangan psikoseksual berada pada tahap oral.
Sigmud Freud membagi fase perkembangan atas beberapa bagian:
No. |
Tahapan/Fase |
Usia |
Karakteristik |
1. | Fase oral | Lahir – 12 / 18 bulan | Bayi mendapat sumber kenikmatan di daerah mulut seperti menghisap dari puting susu ibu |
2. | Fase anal | 12/18 bulan – 3 tahun | Anak mendapatkan kepuasan seksual melalui membuang air besar, pusat pemuasan berada pada daerah anal |
3. | Phallic | 3 – 6 tahun | Daerah pemuasan beralih pada daerah genital |
4. | Latency | 6 – puber | Saat relatif calm |
5. | Genital | Puber – dewasa | Matura adult sexuality |
- II. Perkembangan Kognitif oleh Jean Plaget
Menurut teori in proses perkembangan dititikberatkan pada proses kognitif. Jadi menurut Plaget perkembangan kognitif terjadi dalam beberapa tingkatan.
No. |
Tahap |
Usia |
Karakteristik |
1. | Sensorimotor | 0 -2 |
|
2. | Preoperasional | 2 – 7 |
|
3. | Kongkrit operasional | 7 -11 |
|
4. | Formal operasional | 11 – ke atas |
|
Dalam proses pendidikan diharapkan orang tua, guru dan masyarakat juga dapat, mengoptimalkan perkembangan kongnitif anak.
Ä Untuk Anak Yang Berada Pada tahap Sensorimotor
- Orang tua harus memberi kesempatan kepda anak untuk memanfaatkan aspek-aspek pengindraan dan motoriknya dengan memberi mainan-mainan yang berwarna-warni, berbunyi dan bergerak.
Ä Untuk anak yang berada di tahap preoperasional
- Orang tua dan guru harus memberikan bantuan kepada anak yang bersifat kongkrit dan visual.
- Berikan intruksi yang pendek dengan penggunaan gerakan maupun kata-kata
- Jangan mengharapkan anak melakukan sesuatu sesuai pandangan orang lain.
- Sensitif terhadap kemungkinan perbedaan persepsi antara orang tua / guru dengan anak.
- Berikan kesematan kepda anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan keterampilan.
Ä Untuk Anak Pada Tahap Kongkrit Operasional
- Dalam roses belajar mengajar guru harus menggunakan bantuan yang bersifat kongrit dan visual terutama untuk tugas-tugas yang sulit.
- Gunakan contoh-contoh yang dikenal untuk ide-ide yang kompleks (contoh-contoh kongkrit)
- Sajikan masalah yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan analistik.
Ä Untuk anak yang berada pada tahap formal operasional anak sudah mulai diajarkan untuk berpikir abstrak, untuk itu:
- Lanjutkan penggunaan strategi dan materi pengajaran yang kongkrit.
- Berikan kesempatan kepada anak untuk menggali berbagai pertanyaan hipotesis.
- Berikan kesempatan kepada anak untuk menalar dan memecahkan masalah secara ilmiah tidak lagi bergantung pada hal-hal yang kongkrit.
- III. Teori Psikososial oleh Erik H. Erikson
Menurut Erikson, kepribadian berkembang selama rentang kehidupan. Manusia aktif mengembangkan sikap dan keterampilannya, dan pentingnya pengaruh lingkungan untuk pengembangan kepribadian.
Perkembangan ini juga dapat dibagi atas beberapa tahap antara lain:
No. |
Tahap |
Usia |
Karakteristik |
1. | Basic Trust
Vs. Basic Mistrust |
Lahir – 12 – 18 bulan | Anak harus membentuk cinta, rasa percaya dan hubungan dengan pengasuhnya atau timbul ras atidak percaya |
2. | Anatomy
Vs. Shame dan Doubt |
18 – 3 tahun | Energi diarahkan pada perkembangan keterampilan fisik, tetapi bila keinginan untuk mengendalikan tercapai ia akan merasa malu dan ragu |
3. | Intiative
Vs Gulit |
3 – 6 tahun | Anak semakin asertif dan berinisiatif dan mengembangkan sikap tanggung jawab. Bila ornag tua terlalu sering menyalahkan anak akan timbul perasaan bersalah pada anak. |
4. | Industry
Vs. Inferiority |
6 – 12 tahun | Anak mempelajari keterampilan-keterampilan baru yang sesuai dengan tumbuh-tumbuhan. Inferiority terjadi bila sering mengalami pengalaman negatif |
5. | Identiy
Vs Role confusion |
Remaja | Anak mempelajari idnetitas dalam pekerjaan, peran jenis kelamin, pendidikan sosial serta agama, kalau tidak tercapai timbul sikap langsung terhadap peran. |
6. | Intimacy
Vs. Isolation |
Dewasa awal | Individu harus mengembangkan hubungan akrab dan intim dengan orang lain, klau tidak akan mengisolasi diri |
7. | Generativity
Vs. Stagnation |
Dewasa tengah | Individu harus mencapai cara-cara untuk memperoleh kepuasan dan mendukung generasi seterusnya, kalau tidak tercapai maka akan stagnan |
8. | Ego idntity
Vs. Despair |
Dewasa akhir | Individu sudah harus memiliki identitas diri yang jelas, kalau tidak terpenuhi akan terjadi putus asa. |
- IV. Teori Psikohumanistik oleh Abraham Moslow, Carl rogers, dll
Teori psikohumanistik adalah teori psikologi yang memandang Mc memiliki kemampuan untuk merubah hidupnya dengan membantu perkembangannya sendiri.
Maksud teori ini, manusia mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan dan perkembangannya dengan cara yang sehat dan positif melalui perubahan kualitas manusia terhadap pilihan, kreativitas dan relaisasi dirinya.
Teori ini tidak menyusun perkembangan menurut tingkatan-tingkatan tetapi menekankan pada pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan.
Menurut teori ini orang tua tidka boleh membatasi tingkah laku anak, tidak banyak aturan, anak diberi penghargaan positif tanpa syarat.
Jadi penghargaan diberi secara positif tanpa ada syaratnya (unconditional positive regard).
- V. Teori Plaget Tentang Moral
Menurut Jeane Plaget perkembangan awal dapat dibagi atas 2 tahap:
- Hetronomanus morality (± 5 sampai 10 tahun)
Pada tahap ini anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
- Autonomous morality atau morality of cooperation (10 tahun ke atas)
Pada tahap ini moral tumbuh melalui kesadaran bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral.
Hal ini menyadarkan anak bahwa norma bersifat fleksibel, merupakan kesepakatan sosial, yang dapat disesuaikan dengan keinginan mayoritas.
- VI. Teori Perkembangan Moral Menurut Kotilberg
Menurut Kotilberg moral berkembang melalui 3 level dan 6 taraf moral berkembang dari kongkrit, orientasi eksternal yang logis menjadi lebih abstrak, adanya prinsip jastifikasi (pembenaran) dalam memilih moral. Dan dibangun atas dasar kapasitas kognitif dan perspektif.
Pembagian Tahap Perkembangan Moral Menurut Kotilberg
I. | Tingkat Pra konvensional
Aturan dikontrol oleh orang lain (eksternal). Tingkah laku yang baik adalah yang mendapatkan reward. Sedangkan tingkah laku yang buruk adalah tingkah laku yang mendapatkan ganjaran |
Taraf 1
Taraf 2. |
The punishment and obedience orientation Orientasi pada hukuman dan ketentuan – mematuhi norma menjauhi hukuman
The isntrumental purpose orientation Individu memandang tingkah laku yang baik adalah apa yang dapat memuaskan kebutuhannya dan meyakini orang lain pun dapat bertindak demikan. Sudah ada fairness dan hubungan timbal balik, tetapi sebatas batas-batasan |
II. | Tingkat Convensional
Menghargai konvrontitas peraturan-peraturan sosial seperlunya, bukan karen akeinginan sendiri mematuhi sistem sosial hanya untuk mempertahankan hukuman positif dnegan orang lain dna keteraturan sosial |
Taraf
3
Taraf 4 |
Good boy – good girl orientation atau the morality of interpersonal cooperation.
Berusaha untuk menjadi orang baik dengan menjaga perasaan dan penghargaan dari teman dan sahabat, berperilaku loyal, menghargai, membantu bersikap baik The order maintenance orientation Kebaikan adalah apabila melakukan tugas, menunjukkan penghormatan terhadap otoritas dan mempertahankan aturan sosial. |
III. | Tingkat cost conventional atau tingkat principled
Mematuhi peraturan yang tanpa syarat. Moral adalah nilai yang harus dipakai dalam segala situasi |
Taraf
5
Taraf 6 |
The social contract orientation
Menerima hukum dan peraturan yang fleksibel Hukum dapat berubah dan tidak kaku, asalkan bertujuan untuk perbaikan masyarakat. Apa yang benar ditentukan oleh keputusan kata hati sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang dipilih sendiri yang sesuai nilai etika. |
- VII. Havinghurst tentang tugas perkembangan
Menurut Havingtrust tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu.
Jadi tugas perkembangan ini merupakan harapan dari masyarakat yang harsu dicapai oleh individu dalam bentuk keterampilan-keterampilan khusus.
Dalam proses perkembangan individu jika berhasil melakukan tugas perkembangannya akan ada perasaan bahagia tetapi kalau gagal akan mengakibatkan muncul kekecewaan dan akan mempengaruhi individu dalam mencapai tugas perkembangan selanjutnya.
- Tujuan dari tugas perkembangan bagi individu ada 3:
- Akan membantu mereka untuk penyesuaian diri mereka di dalam masyarakat.
- Sebagai motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan masyarakat dari mereka dan
- Membantu mereka mengetahui apa yang akan dihadapi pada masa perkembangan selanjutnya.
- Bahaya dari tugas perkembangan
- Jika ada harapan-harapan yang kurang tepat, misalnya: keterampilan untuk berjalan mesti dicapai pada masa bayi, sedangkan fisik anak terganggu.
- Apabila ada kegagalan dalam mencapai tugas tertentu
- Ada krisis yang dialami jika masuk pada tugas baru (akibat kecelakaan tugas sebelumnya)
Daftar Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Havingtrust
- Masa bayi dan awal anak-anak
– Belajar makan makanan padat
– Belajar berjalan
– Belajar berbicara
– Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
– Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
– Mempersiapkan diri untuk membaca
– Belajar membedakan benar dan salah dan mulai mengembangkan hati nurani
- Akhir masa kanak-kanak
– Mempelajari keterampilan fisik yangd iperlukan untuk permainan –permainan yang umum.
– Membangun sikap yang sehat mengenai diri snediri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
– Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
– Ulai mengembangkan persamaan sosial pria / wanita yang tepat.
– Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
– Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
– Mengembangkan hati nurani pengertian moral dan tingkatan nilai.
– Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial.
– Mencapai kebeasan pribadi
- Masa Remaja
– Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dnegan teman sebaya baik pria maupun wanita
– Mencapai peran sosial baik pria maupun wanita
– Menerima keadaan fisinya dan menggunakannya secara efektif
– Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
– Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dewasa lain
– Memperispkan karir ekonomi
– Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
– Memperoleh peringkat nilai dan sisitem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
- Awal Masa Dewasa
– Mulai bekerja
– Memilih pasangan
– Belajar hidup dengan tunangannya
– Mulai membina keluarga
– Mengasuh anak
– Mengelola rumah tangga
– Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
– Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
- Masa Usia Pertengahan
– Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
– Membantu remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
– Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
– Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
– Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini.
– Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan.
– Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
- Masa Tua
– Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
– Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga
– Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
– Membentuk hubungan dnegan orang-orang yang seusia
– Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
– Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan
Ä Yang menghalangi
– Tingkat perkembangan yang mundur
– Tidak ada kesempatan dan bimbingan untuk menguasai tugas perkembangan
– Tidak ada motivasi
– Kesehatan yang buruk
– Cacat tubuh
– Tingkat kecerdasan yang rendah
Ä Yang membantu
– Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan
– Ada kesempatan dan bimbingan dalam mencapai tugas perkembangan
– Ada motivasi
– Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
– Tngkat kecerdasan yang tinggi
– Kreativitas
apakah ada rekomendasi buku-buku lain tentang psikologi pendidikan
Jadi ingat masa SPG dulu…
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Dunia Psikolog, menurut saya bidang studi Psikologi merupakan bidang studi yang sangat menarik
juga banyak hal yang bisa dipelajari di dunia Psikologi.
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis
mengenai bidang Psikologi yang bisa anda kunjungi di halaman ini, selamat berbagi 🙂